Jakarta intensif berkoordinasi dengan kementerian kesehatan untuk menghentikan Omicron

Satu hal yang pasti adalah pasien tidak pergi kemana-mana. Dia hanya tinggal di unit apartemennya

Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara intensif berkoordinasi dan bekerja sama dengan Satgas Kementerian Kesehatan RI untuk menghentikan potensi penyebaran infeksi Omicron di kalangan warga sekitar.

Dalam perbincangan dengan wartawan usai pertemuan dengan seluruh camat se-Jakarta, Selasa, Gubernur Anies Baswedan mengatakan, Pemprov dan Satgas mengintensifkan upaya pencegahan.

“Kami sudah sering bekerja sigap dengan satgas Kemenkes. Alhasil, pengawasan terhadap penyakit menular bisa diintensifkan. Begitu kasus varian Omicron terdeteksi, akan segera dilaporkan,” ujarnya.

Untuk mencegah potensi penyebaran virus corona varian baru ini di Jakarta, petugas kesehatan terus melakukan contact tracing dan melakukan upaya penahanan dengan melibatkan berbagai pihak di masyarakat, tegasnya.

Berita terkait: Kementerian bertujuan untuk memvaksinasi 208 juta warga sepenuhnya pada Maret 2022

Keterlibatan pihak terkait, seperti kelurahan, kelurahan, dan operator apartemen, bertujuan untuk meningkatkan pengawasan terhadap Omicron yang kabarnya menyebar lebih cepat dibandingkan varian lainnya, ujarnya.

Seorang penghuni apartemen di Jakarta Utara dilaporkan kemungkinan besar menunjukkan gejala varian Omicron, meski menolak dirawat di rumah sakit.

Menurut laporan yang diterimanya, penghuni apartemen telah dievakuasi ke Rumah Sakit Penyakit Menular Sulianti Saroso di Tanjung Priok, Jakarta Utara, tambah Gubernur Anies Baswedan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jakarta Utara Yudi Dimyati mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan apakah penghuni apartemen tersebut terjangkit virus corona varian Omicron.

“Yang pasti pasien tidak kemana-mana. Dia hanya tinggal di unit apartemennya,” kata Dimyati.

Baca juga: Gubernur Jabar Minta Warga Tak Perlu Khawatir dengan Omicron

ANTARA sebelumnya telah mengabarkan bahwa Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan kasus Omicron pertama di Indonesia pada 16 Desember 2021.

Orang pertama yang terinfeksi varian baru adalah petugas kebersihan yang bekerja di RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran untuk COVID-19, katanya.

Kasus itu terdeteksi setelah tiga pekerja di rumah sakit itu dinyatakan positif COVID-19, katanya.

Menyikapi penemuan kasus Omicron pertama, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau masyarakat untuk tetap tenang.

“Penting untuk waspada, tapi jangan panik,” tegasnya seraya menambahkan, sejauh ini varian Omicron tidak menimbulkan gejala yang parah, terutama pada pasien yang sudah divaksinasi.

Berita terkait: Ahli epidemiologi optimis Indonesia mencapai tahap endemis pada 2022

Ia juga mengimbau masyarakat Indonesia untuk segera divaksinasi untuk melindungi diri dan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Untuk membendung penyebaran varian baru COVID-19 ini, seorang legislator senior mendesak pemerintah Indonesia untuk meningkatkan pengawasan di titik masuk perjalanan internasional di bandara di seluruh negeri.

“Kasus Omicron telah ditemukan di Indonesia. Oleh karena itu, kita perlu tetap waspada di pintu masuk perjalanan kita, terutama bandara internasional kita,” kata Saleh Partaonan Daulay baru-baru ini.

Berita terkait: Pemerintah menerapkan empat strategi untuk menangani varian Omicron

Berita terkait: Kemenhub minta masyarakat kurangi mobilitas di tengah ancaman Omicron