Diplomasi Indonesia Pasca Pilpres 2024, Begini Arah Kebijakannya Kedepan –

Post Views: 16

Channel9.id – Jakarta. International Politics Forum, Yayasan Indonesia Menggiring Arus Dunia dan Dialektik TV menyelenggarakan kegiatan Webinar dengan tema “Pilpres 2024 dan Arah Diplomasi Indonesia” pada Jumat (6/10/2023).

Hadir sebagai narasumber yakni Aprilian Cena (Direktur International Politics Forum), Ahmad Nurcholis (PHD Candidate, Shandong University, China), Adriansyah (Direktur Eksekutif Yayasan Menggiring Arus Dunia) dan Hendra Sunandar (Master Student of PGSC).

Dalam kesempatan ini Aprilian Cena menuturkan bahwa hubungan internasional tidak hanya membahas isu tradisional seperti peperangan. Akan tetapi, menjelaskan tentang isu kontemporer misalkan iklim, pariwisata, dan lainnya. Urgensitasnya bahwa segala sesuatu yang terjadi secara global memberikan pengaruh besar kepada Indonesia. Inilah yang mengharuskan pemimpin Indonesia memiliki paradigma dalam memajukan Indonesia.

Adriansyah menyampaikan, bahwa dengan jumlah penduduk yang terus bertambah dan kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakatnya, penting bagi Indonesia untuk memaksimalkan produksi pangan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor.

“Dalam hal ini, pemerintah kedepan harus memberdayakan petani-petani kecil, seperti menyediakan akses pasar dengan membeli produk dari petani setelah panen, menyimpannya, dan menjualnya ketika harga menguntungkan,” ucapnya.

Adriansyah juga mengatakan pemerintah selanjutnya juga harus mendorong perkembangan penggiat ekonomi kreatif, karena masih banyak dari mereka masih menggunakan modal sendiri dan minim akses, sehingga banyak yang produk dan karyanya belum mendunia. Pemerintah dalam hal ini bisa mencontoh Korean wave.

Sementara itu, Ahmad Nurcholis selalu PH.D Candidate dari Universitas Shandong China menyoroti dari aspek penguatan kerja sama Indonesia dan China yang semakin hari semakin kuat intensitasnya. Hal itu terlihat dari sejumlah proyek manufaktur yang melibatkan China sebagai investor. Nurcholis melihat hal itu wajar, karena China menawarkan harga yang cenderung lebih murah ketimbang negara-negara lain.

“Saya lihat Pemerintahan Jokowi sangat dekat sekali dengan China. Itu semua karena fokus dan target kerjanya mengarah pada pembangunan infrastruktur. Dari segi untung rugi sebenarnya juga menjadi pertimbangan utama Pak Jokowi, dan kerjasama dengan China dinilai lebih realistis, karena China selalu menawarkan harga barang yang cenderung murah,” ujar Nurcholis.

Di pihak lain, Hendra Sunandar menyampaikan bahwa tantangan kebijakan luar negeri Indonesia berada pada persimpangan jalan. Tingginya angka usia produktif masyarakat harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk ditingkatkan Indeks Pembangunan Manusia. Ia menyoroti kondisi hari ini Indonesia masuk ke peringkat 114 dalam hal IPM. Padahal penduduk Indonesia adalah terbesar ke 4.

“Pekerjaan rumah kita dibidang pendidikan. Jika tak dimanfaatkan, akan jadi bahaya di masa depan. Seharusnya pemerintah dapat lebih meningkatkan alokasi anggaran di sektor pendidikan untuk pemerataan pendidikan di daerah,” ujar Hendra.

Kegiatan yang dimoderatori oleh Aca Pluto ini berlangsung menarik dan diimbangi antusiasme dari para peserta yang umumnya berasal dari kalangan mahasiswa dan akademisi.