Peserta PKPMN Angkatan IV 2023 Kemenpora Belajar Teknologi di Kantor Huawei Indonesia

Para peserta Pelatihan Kader Pemimpin Muda Nasional (PKPMN) angkatan IV Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) menyambangi Huawei Indonesia Jakarta Office di Wisma Mulia 2, Jakarta Selatan, Jumat (6/10) siang. Kunjungan ke kantor perusahaan asal Tiongkok ini sebagai pendidikan literasi di bidang teknologi.

Para peserta Pelatihan Kader Pemimpin Muda Nasional (PKPMN) angkatan IV Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) menyambangi Huawei Indonesia Jakarta Office di Wisma Mulia 2, Jakarta Selatan, Jumat (6/10) siang. Kunjungan ke kantor perusahaan asal Tiongkok ini sebagai pendidikan literasi di bidang teknologi.(foto:yayan/kemenpora.go.id)

Jakarta: Para peserta Pelatihan Kader  Pemimpin Muda Nasional (PKPMN) angkatan IV Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) menyambangi Huawei Indonesia Jakarta Office di Wisma Mulia 2, Jakarta Selatan, Jumat (6/10) siang. Kunjungan ke kantor perusahaan asal Tiongkok ini sebagai pendidikan literasi di bidang teknologi.

Keseratus peserta yang dibagi dalam dua kelompok ini bergantian melakukan tur melihat secara langsung inovasi-inovasi yang dilakukan Huawei dalam sektor Information and Communication of Technology (ICT) atau teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Mereka mendapatkan pemaparan komprehensif tentang bagaimana Huawei bergerak dalam industri ini.

Asisten Deputi (Asdep) Bidang Kepemimpinan Pemuda Kemenpora Subroto yang hadir dalam kunjungan ini memaparkan, PKPMN tahun 2023 merupakan evaluasi dari pelatihan-pelatihan sebelumnya. Yaitu lebih dikombinasikan mengenai kapasitas literasi, dari sisi pengetahuan dan kapasitas dari implementasi. 

“Jadi di PKPMN ini kami sudah meracik selama dua minggu penuh, bahkan Sabtu Minggu kami juga ada pelatihan dari sisi cinta tanah air dan lain-lainnya. Itu kami serahkan ke Lemhanas full satu minggu,” papar Asdep. 

“Kemudian kami juga memberikan literasi teknologi, literasi entrepreneurship dan lain-lainnya dari sisi pengetahuan, dan salah satunya ke Huawei adalah implementasi,” sambungnya.

Disampaikan Asdep Subroto, melalui kunjungan ini seratus peserta dari perwakilan seluruh Indonesia sebagai calon pemimpin di 2045 bisa memahami tidak sebatas pengetahuan dan penggunaan teknologi. Melainkan juga mampu mengoptimalkan bagaimana penggunaan teknologi.

“Terutama penguasaan informasi yang saat ini terjadi berbagai arus informasi yang hoaks dan lain-lainnya,” sebut Asdep.

Dalam hal inilah Kemenpora memilih Huawei sebagai bagian dari pembekalan di PKPMN. Pasalnya Huawei telah bekerja sama dengan Kemenpora dalam kaitan dengan sosialisasi mengenai pengetahuan teknologi.

Sementara itu Mohamad Rosidi selaku Director ICT Strategy and Business, Huawei Indonesia menyampaikan terima kasih kepada Kemenpora melalui program PKPMN telah berkunjung ke Innovation Center Huawei di kantor pusat Huawei Jakarta. Huawei menyambut kehadiran para pemuda peserta PKPMN dan mengucapkan selamat datang di era industri teknologi masa depan.

“Tentunya hal ini akan menjembatani teman-teman, anak-anak muda. Yang pertama tentunya melek teknologi. Yang kedua adalah mengetahui secara ekosistem TIK industri, yang ketiga nanti bisa menyikapi, kira-kira tren industri teknologi ke depan seperti apa,” terang Rosidi.

Melalui kunjungan ini, sambungnya, bisa terjadi pertukaran pengetahuan. Harapannya para pemuda dalam program ini mengetahui persis, memposisikan diri, menyikapi diri, dan bagaimana bisa berkontribusi lebih lanjut atas kekuatan dan juga atas posisinya masing-masing.

“Memang kalau kita lihat dalam rangka mewujudkan Indonesia 2045, untuk menjadi big five ekonomi global, Indonesia emas. Dan kita mempunyai bonus demografi, yang mana banyak sekali anak-anak muda yang menjadi tumpuan ke depan. Nah hal ini menjadi potensi yang sangat besar,” urai Rosidi.

Karena itu program PKPMN yang dicanangkan Kemenpora dianggap sejalan dengan program Huawei, salah satunya program pengembangan 100 ribu digital talent. Hal ini dianggap bisa menjadi kolaborasi yang solid satu sama lain.

“Dan tentunya program dari Kemenpora ataupun program dari Huawei itu bisa menjadi bagian saling berkontribusi dan mendukung,” tegas Rosidi. (luk)